Saturday 17 December 2011

KHITAN:
Upaya Kesehatan Berdasarkan Anjuran Agama
dr. Zulham, M. Biomed.

Beberapa saat lagi banyak anak laki-laki di negeri ini akan melaksanakan khitan rasul. Ya, tentu saja karena banyak anak-anak yang akan mendapat liburan sekolah. Liburan sekolah sering menjadi waktu yang tepat untuk melaksanakan khitan. Banyak yang ikut terlibat. Banyak dokter, mantri kesehatan, atau mahasiswa fakultas kedokteran yang akan turut serta meramaikan hajatan keluarga ini. Kita masih sering mendengar dari masyarakat bahwa ada juga “jin yang senang mengkhitan” turut berpartisipasi.
Meski sering kita saksikan, khitan menjadi peristiwa penting keluarga dan sangat diperhatikan. Semua akan sibuk, mulai dari bertanya saat khitan, memilihkan hari baik untuk berkhitan, mencarikan dokter/mantri/tenaga ahli yang kompeten di daerahnya, hingga mempersiapkan pesta khitan. Atau menakuti-nakuti sang anak yang akan dikhitan.
Khitan, atau sirkumsisi dalam istilah medis Indonesia, adalah tindakan bedah untuk membuang kulup penis. Praktik khitan telah ada jauh sebelum sejarah kedokteran dicatat. Diyakini praktik khitan telah ada pada masa Mesir Kuno, sekitar 2400 tahun SM. Belum ada seorang pun yang mengetahui di mana, bagaimana,  atau dengan maksud apa praktik khitan bermula pada masa Mesir Kuno. Khitan dikenal luas dalam tradisi keagamaan Islam dan Yahudi. Di penghujung abad ke-19, khitan diterima oleh sebagian besar praktisi medis (dokter) Inggris dan Amerika namun tidak demikian dengan sejawatnya di belahan bumi lainnya. Suku tertentu di Indonesia juga mengenal khitan meski metodanya sedikit berbeda dengan khitan yang dikenal komunitas muslim dan yahudi. Di Indonesia, khitan bisa saja dilaksanakan oleh berbagai suku dan penganut agama/kepercayaan.
Di belahan bumi barat, khitan menimbulkan kontroversi. Kontroversi khitan biasanya melibatkan pertimbangan agama, kedokteran, dan masalah seks. Penduduk di negeri muslim dan yahudi lazimnya mengenal khitan dan melaksanakan khitan sebagai bagian perintah agama. Sebagian umat lainnya berpandangan bahwa khitan tidak perlu karena kulit tersebut memang anugerah Tuhan dan memiliki manfaat tertentu sehingga tidak perlu dibuang. Pertimbangan kedokteran meliputi kekhawatiran terhadap keselamatan atas tindakan khitan. Tentu dikaitkan dengan usia saat khitan dan komplikasi yang dapat timbul akibat tindakan bedah minor ini. Masalah etika kedokteran terhadap anak dikaitkan dengan hak anak untuk memutuskan pendapat dalam tindakan medis ternyata sangat dipengaruhi oleh pendapat orang tua. Mungkin pandangan penganut antisirkumsisi adalah - pada saat dewasa - anak bisa saja berbeda pandangan dengan orang tuanya tentang khitan. Pengaruh khitan terhadap masalah kemampuan seksual dikaitkan dengan pertimbangan kekhawatiran terjadinya penuruan potensi seksual.
Pengalaman saya, usia masyarakat yang datang untuk berkhitan adalah bervariasi. Secara medis belum ada ketentuan usia terbaik untuk berkhitan. Beberapa anak malah harus dikhitan dini karena berkaitan dengan kesulitan berkemih. Di rumah sakit di Amerika Serikat, khitan menjadi prosedur pascakelahiran yang rutin dilaksanakan. Ini artinya anak laki-laki di sana dikhitan dalam umur yang sangat belia. Khitan bisa dilaksanakan saat anak berusia hitungan hari saja. Di Sumatera Utara, sebagian besar anak akan dikhitan saat telah menamatkan SD atau di usia sekitar itu. Di Jawa Barat, anak-anak berkhitan saat berusia sekitar 5 tahun. Yang menjadi pengetahuan umum di masyarakat adalah semakin tua usia berkhitan maka kulit akan semakin alot untuk dipotong. Jangan khawatir, gunting tetap saja tajam pada kulit. Meskipun demikian, khitan pada usia yang lebih tua akan menimbulkan perdarahan yang lebih banyak. Ya tentu karena ukuran dan jumlah pembuluh darah di sekitar kulup penis adalah lebih banyak pada orang dewasa. Bagi dokter, ini membutuhkan tenaga dan waktu ekstra dalam mengkhitan.

PERUBAHAN AKIBAT BERKHITAN
Batang penis dan permukaan luar kulup dilapisi lapisan zat tanduk (keratin). Tidak demikian halnya dengan lapisan dalam kulup.  Melalui luka kecil pada lapisan dalam kulup, virus dan mikroorganisme lainnya dapat dengan mudah masuk ke dalam penis lalu menimbulkan beragam infeksi. Pembuangan kulup akan mengurangi kemungkinan masuknya virus dengan menurunkan luas permukaan tempat masuknya virus dan kemungkinan trauma selama hubungan seks.
Setelah dikhitan dengan baik, glans penis tidak tertutup kulit/kulup lagi. Ini membuat glans penis menjadi lebih mudah dibersihkan dari kotoran. Kepala penis yang telah dikhitan menjadi lebih tebal sehingga lebih resisten terhadap trauma dan mempersulit masuknya virus. Kulit glans penis akan menjadi lebih tebal karena terjadi penebalan lapisan zat tanduk (keratin). Relatif sedikit lebih tebal aja karena bertambahnya zat tanduk (keratin). Dengan demikian, kekhawatiran atas penurunan fungsi seksual adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan saja.
Satu-satunya tempat yang memungkinkan masuknya virus adalah daerah ujung saluran kencing (uretra) di penis, satu tempat yang diketahui mengandung sedikit lesi akibat infeksi Human Papillomavirus (HPV).
Anggapan bahwa setelah khitan maka anak akan cepat bertambah tinggi badannnya adalah tidak benar. Pertambahan tinggi anak secara cepat memiliki fasa tersendiri. Apabila anak dikhitan pada usia 12 tahun maka setelah khitan ia akan bertambah cepat tingginya. Bukan karena khitannya tapi lebih karena ia memang memasuki fasa pertumbuhan cepat. Dikhitan atau tak dikhitan, pada usia 12 tahun, ia akan tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding saat ia berusia 6 – 11 tahun.

KHITAN MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT SEKSUAL
Manfaat khitan atas pencegahan penularan penyakit kelamin dilaporkan pertama sekali oleh Hutchinson.  Di tahun 1855, ia melaporkan bahwa khitan dapat mencegah penularan sifilis. Saat ini banyak penelitian mengamati manfaat khitan dalam pencegahan penyakit menular seksual (PMS). PMS sering dikaitkan dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV), Human Immunodeficiency Virus (HIV), Herpes Simplex Virus (HSV), dan beragam mikroorganisme lainnya. HPV adalah penyebab utama kanker leher rahim sementara HSV adalah penyebab penyakit kulit dan kelamin.
Khitan dihubungkan dengan penurunan risiko infeksi HPV penis, pada pria dengan riwayat partner seksual yang banyak (multiple). Sedikit yang diketahui tentang mekanisme bagaimana khitan dapat melindungi terhadap infeksi HPV. Meskipun demikian khitan meningkatkan kemungkinan mempertahankan higiene penis dengan baik. Mungkin masih ada mekanisme lainnya bagaimana khitan menurunkan risiko infeksi HPV penis.
 Penurunan risiko kanker serviks pada pasangan perempuan dari lelaki yang berkhitan juga telah diteliti. Penuruan risiko adalah moderat, tetapi tidak signifikan. Sirkumsisi juga dapat menurunkan risiko kanker penis dan infeksi saluran kemih.
Penelitian di antara supir truk, pria yang mengunjungi klinik PMS, dan pengunjung prostitusi di Afrika menunjukkan bahwa lelaki yang tak dikhitan mengalami peningkatan risiko infeksi HIV heteroseksual.

TAK SEMUA DAPAT DIKHITAN
Tidak semua lelaki bisa dikhitan. Yang bisa dikhitan adalah penis yang normal. Normalnya, lubang kencing pada penis terletak pada ujung glans penis. Lubang kencing yang tidak normal akan berakhir pada tempat yang tidak semestinya. Bisa saja lubang kencing terdapat di bawah batang penis. Kelainan ini disebut hipospadia. Bisa juga terjadi lubang kencing berakhir di bagian atas batang penis. Hal ini disebut epispadia. Penderita kelainan ini tidak boleh dikhitan. Kulup yang tersisa sangat bermanfaat bagi operasi untuk memperbaiki saluran kencing tersebut.
Sebaiknya sebelum berkhitan, konsultasikan pada dokter anda kelayakan khitan bagi anak anda. Apakah terdapat kelainan pada kemaluannya? Apakah ada masalah dengan pembekuan darahnya? Jika terdapat kelainan, anda bisa menanyakan nasihat dokter tentang masalah tersebut.

BERBAHAYAKAH?
Khitan zaman sekarang sudah sangat aman. Tak ada berendam di air dingin berjam-jam seperti yang dialami kakek saya dulu saat zaman Belanda. Tak ada golok atau bambu tajam setajam silet seperti yang disebut orang iseng. Itu semua hanya menakut-nakuti anak saja. Dan membuat khitan menjadi lebih dramatis serta menjadi ajang uji nyali anak. Berani atau pengecut? Meski tak jarang, orang tua yang menemani anak sering tak tega melihat darah anak lelakinya yang sedang dikhitan dan lebih dulu hampir pingsan dan mundur lalu meninggalkan arena sebelum khitan anaknya selesai. Acara pun dilanjutkan dengan ditemani sang ibu atau anggota keluarga lainnya atas permintaan ayah atau anak. Bukan ayah tak sayang pada anak lelakinya, tetapi ayah masih juga teringat cerita miring saat ia dikhitan dulu. Ini menjadi contoh bahwa psikologis anak adalah bagian yang penting.

METODA KHITAN
Saat ini tersedia tiga metoda utama dalam berkhitan.
1.      Bedah Minor
Meski sudah dikenal lama, metoda yang menggunakan perlengkapan bedah minor ini adalah standar dalam khitan. Metoda ini sangat sering dikerjakan. Metoda ini cukup aman dengan perhatian pada risiko perdarahan pascakhitan.
2.      Laser
Istilah laser, sebagaimana sering disebut masyarakat, sebenarnya tidak tepat. Yang tepat adalah khitan metoda cauter. Ya, cauter. Metoda yang digunakan adalah dengan memotong kulit menggunakan logam wayar kecil yang panas, sehingga berwarna merah, yang dapat memotong kulit kulup.
3.      Klem
Metoda klem cukup marak dalam 5 tahun terakhir in meski metoda ini sudah dikembangkan jauh sebelumnya. Saat ini tersedia metoda klem yang telah dimodifikasi dan jauh lebih baik dari metoda klem lama. Kelebihan metoda ini, perdarahan minimal, menjadi daya tarik penggunaan metoda ini. Meski demikian, metoda ini tetap memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pilihan metoda khitan tentu disesuaikan kepada kondisi anak dan kecakapan/kompetensi dokter untuk bekerja melaksanakan khitan. Dokter bisa saja bekerja lebih cepat dengan metoda bedah atau meoda lainnya atau malah sangat cakap dengan ketiga metoda di atas.

PASCA KHITAN
Komplikasi akibat tindak khitan adalah jarang dan biasanya kecil (minor). Komplikasi ini terutama berupa perdarahan dan infeksi. Perdarahan dapat terjadi karena tidak terikatnya pembuluh darah yang terpotong atau bila terjadi kelainan tubuh dalam proses pembekuan darah (hemofilia). Infeksi terjadi akibat tidak dilaksanakannya prinsip aseptik dalam khitan. Di tempat kita prinsip aseptik ini masih sulit diterapkan sehingga kejadian infeksi pascakhitan sulit dihindarkan. Khitan masih sering dilaksanakan di kamar tidur anak, bukan di kamar operasi. Tentu, kesembuhan akibat khitan dapat menjadi lebih lama. Oleh karena itu, pasca khitan biasanya dokter memberikan obat antibiotika dan antinyeri. Makanlah obat secara teratur sesuai dengan nasihat dokter anda.
            Tidak ada pantangan makanan yang khusus bagi anak yang selesai dikhitan. Justru anak sangat memerlukan protein dan makanan berimbang lainnya untuk percepatan kesembuhan luka dan pertumbuhan badannya. Tidak ada pantangan khusus kecuali anak memang memiliki riwayat alergi tertentu dengan jenis makanan tertentu.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menjaga kebersihan badan. Meski telah dikhitan, anak anda tetap saja bisa mandi asal tidak membasahi luka khitan. Masalah caranya, tentu anda lebih tahu.

Tulisan ini telah dimuat di Harian Analisa.